Friday 4 January 2013

Wow, Seks dan Masturbasi Sanggup Hajar Bersin-bersin karena Alergi


Jakarta, Di negara-negara dengan empat musim, hay fever tentu bukanlah hal baru. Hay fever adalah gangguan kesehatan ringan berupa bersin-bersin, terutama di musim semi sebagai reaksi alergi terhadap serbuk sari yang banyak beterbangan di udara. Daripada pusing-pusing mencari pengobatan yang tepat, para pakar telah menemukan cara mudah dan mengasyikkan untuk mengatasi gangguan ini yaitu bercinta atau masturbasi.

Sina Zarrintan, seorang pakar neurologi dari Tabriz Medical University di Iran pun menerangkan alasan mengapa seks atau masturbasi dapat mengatasi hay fever. Zarrintan mendasarkan dugaannya pada fakta bahwa hidung dan alat kemaluan sama-sama terhubung dengan sistem saraf simpatetik, bagian dari sistem saraf yang bertugas mengendalikan refleks tertentu.

Dari situ Zarrintan menunjukkan bahwa pembuluh darah di hidung yang bengkak dan meradang serta teriritasi oleh infeksi atau serbuk sari yang beterbangan di udara secara umum sama-sama akan berakibat pada hidung mampet.
 

Lalu Zarrintan berasumsi bahwa ejakulasi dimana saat itu sistem saraf simpatetik menyempitkan pembuluh darah di seluruh tubuh dapat meredakan pembuluh darah di hidung yang membengkak sehingga dapat membebaskan saluran udara dan mengembalikannya ke fungsi pernafasan normal.

Hebatnya, Zarrintan tak mendasarkan hipotesisnya pada percobaan klinis. Pakar neurologi ini percaya seks atau masturbasi dapat memberikan manfaat lebih besar daripada obat-obatan dekongestan yang biasa digunakan penderita hay fever untuk mengatasi gangguan yang dialaminya.

"Lagipula jika dekongestan digunakan lebih dari 2-3 hari, obat itu benar-benar dapat membuat hidung mampetnya malah semakin parah," kata Zarrintan.

Zarrintan pun merekomendasikan untuk melakukan masturbasi atau bercinta jika setiap gejala hay fever yang dialami dirasa cukup buruk oleh pasien.

"Hal ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk mengurangi hidung mampet dan pasien dapat menyesuaikan jumlah aktivitas seksual atau masturbasinya dengan tingkat keparahan gejala hay fever-nya," tandasnya seperti dikutip dari
 mid-day, Rabu (2/1/2013).

Artikel riset yang ditulis Zarrintan ini telah dipublikasikan dalam jurnal
 Medical Hypotheses.


(vit/vit)

No comments: